Makna Baru Kemerdekaan Indonesia
MOMEN kemerdekaan adalah saat yang tepat untuk meresapi perjuangan para founding father yang telah sukses meraih kemenangan dalam menyatukan NKRI. Proses mewujudkan NKRI yang baru merdeka merupakan step yang penuh rintangan karena masih harus merumuskan tatanan kenegaraan Indonesia pada masa itu. Penting bagi kita menghayati bagaimana mereka menggagas konsep dasar negara Pancasila hingga tersusunnya UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis Republik Indonesia. Berpijak dari usaha luar biasa para pendiri bangsa tersebut, penting bagi kita memperingati 17 Agustus 1945 sebagai hari jadi bangsa dan negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Tugas kita sebagai generasi selanjutnya adalah menjaga keutuhan NKRI dan tetap solid mendukung gerakan Indonesia maju di HUT RI ke-75 ini.
Tahun ini, Indonesia memperingati hari jadinya dalam situasi pandemi yang sarat dengan perubahan segala bidang. Covid-19 seolah hadir sebagai “pasukan pemangsa” sekaligus pengubah “wajah” dunia, tak terkecuali Indonesia. Berbagai kebijakan pemerintah diberlakukan untuk meredam penyebarannya di Indonesia, diantaranya dengan physical distancing, PSBB, kampanye gerakan penggunaan masker, mengadakan rapid test, edukasi dan penyiapan isolasi mandiri, gerakan sering cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, berjemur di terik matahari antara pukul 10.00-11.00, tetap stay at home, optimalisasi media virtual dan sebagainya. Penerapan kebijakan ini, berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada tingkat kepanikan dan stres individu, tingkat pertumbuhan ekonomi, transformasi teknologi pendidikan, dan banyak lainnya. Seluruh masyarakat Indonesia mengalami proses disrupsi hingga kemudian bersiap menghadapi perubahan.
Dinamika pandemi covid-19 telah sampai pada tahap penerimaan masyarakat dengan kondisi yang ada karena proses adaptasi terhadap perubahan. Indonesia tetap bergerak maju dalam gejolak problem yang kompleks dengan tatanan kehidupan new normal. Masyarakat sudah berada dalam masa transisi dari kondisi keterpurukan di awal pandemi hingga “berdamai” dengan covid-19 untuk menciptakan tata kehidupan normal. Menerapkan new normal berarti siap menerapkan perubahan cara hidup dengan menjalankan aktivitas normal namun tetap memperhatikan protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya penularan covid-19. Memang segala kebijakan tidak lepas dari resiko, termasuk pola hidup new normal yang diberlakukan pemerintah. Namun, efek negatif bisa dihindari dengan kerjasama tiap individu untuk konsisten menjaga pola hidup yang sehat dan sesuai protokol kesehatan.
Momen kemerdekaan kali ini hadir dengan makna baru. Kalau dulu, rakyat Indonesia berperang menghadapi serdadu penjajah yang berusaha merongrong persatuan dan kesatuan NKRI. Bahkan setelah merdeka, pasukan NICA (Belanda) masih datang untuk menjajah kembali Indonesia dengan membonceng tentara sekutu (Inggris). Mau tidak mau rakyat harus berjuang kembali mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dengan slogan “merdeka atau mati” pasukan bambu runcing berhasil mengalahkan penjajah meskipun banyak korban yang gugur di medan peperangan. Berbeda dengan kondisi sekarang, kita berperang di masa pandemi yang masih belum tahu kapan berakhirnya. Kunci awal menuju “kemerdekaan” sekarang adalah lepas dari kepanikan akibat pandemi dan bersatu melawan egoisme dengan tetap mematuhi anjuran protokol kesehatan dalam segala rutinitas di era new normal. Tidak seharusnya kita menganggap covid-19 adalah masalah biasa yang tidak akan berimbas pada diri kita.
Dalam refleksi kemerdekaan saat ini, kita tidak hanya mengenang jasa para pahlawan terdahulu tapi juga menghargai perjuangan pahlawan “garda terdepan” yang banyak gugur di medan perang dalam proses penyembuhan pasien covid-19. Tugas kita sebagai generasi penerus adalah melanjutkan perjuangan para pahlawan terdahulu dengan menghidupkan rasa nasionalisme, semangat persatuan dan kesatuan, juga ikut serta memajukan bangsa dan negara. Terkait dengan fenomena pandemi, seluruh masyarakat harus bekerjasama, peduli dan sigap dengan situasi bersama agar kasus covid-19 di Indonesia segera mereda. Tidak hanya mementingkan diri sendiri tapi juga kepentingan bersama. Konsep perayaan HUT RI juga disesuaikan dengan protokol kesehatan, tidak lagi ada lomba-lomba yang mengundang kerumunan banyak orang, tergantikan dengan penyelenggaraan lomba virtual tanpa mengurangi makna kemerdekaan itu sendiri.
Merdeka dalam pandemi berarti lepas dari kondisi keterpurukan menuju tatanan kehidupan yang terarah. Semangat kemerdekaan ini bisa ditunjukkan dengan tiga aspek perubahan.
Pertama, perubahan pola berpikir. Masyarakat harus mengubah mindset dari “masa bodoh” menjadi peduli lingkungan sekitar, dari pesimis menjadi optimis untuk bisa melewati ancaman covid-19, dari pandangan hedonis dalam gaya hidup menjadi lebih religius, dan dari pemikiran konvensional menjadi terbuka menerima perkembangan TIK.
Kedua, perubahan pola perilaku. Masyarakat harus siap beradaptasi dengan kebiasaan hidup baru dan menjaga konsistensi dalam penerapannya. Hal ini bisa dimulai dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah dalam segala aktivitas, baik di rumah maupun di luar rumah.
Pertama, perubahan pola berpikir. Masyarakat harus mengubah mindset dari “masa bodoh” menjadi peduli lingkungan sekitar, dari pesimis menjadi optimis untuk bisa melewati ancaman covid-19, dari pandangan hedonis dalam gaya hidup menjadi lebih religius, dan dari pemikiran konvensional menjadi terbuka menerima perkembangan TIK.
Kedua, perubahan pola perilaku. Masyarakat harus siap beradaptasi dengan kebiasaan hidup baru dan menjaga konsistensi dalam penerapannya. Hal ini bisa dimulai dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah dalam segala aktivitas, baik di rumah maupun di luar rumah.
LOGO HUT KEMERDEKAAN RI KE-75 |
Ketiga, perubahan tingkat religiusitas. Masyarakat harus meningkatkan keimanan dan bertawakkal kepada Allah atas ujian berupa pandemi ini. Saat ini, pendekatan kepada Allah adalah cara yang paling baik untuk menenangkan akal dan hati akibat wabah yang merebak. Kondisi akan berubah jika kita mau mengubah diri kita sendiri dengan perbaikan segala aspek kehidupan kita, sebagaimana dalam firman Allah surat Ar-Ra’d ayat 11: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” Ini menunjukkan pentingnya semangat untuk berubah, dari pribadi yang kurang baik menjadi baik, dan dari yang baik menjadi lebih baik. Segala ikhtiar telah dilakukan, saatnya memohon perlindungan dari Allah agar terhindar dari wabah dan berharap wabah ini akan segera berakhir. [PI]
0 Response to "Makna Baru Kemerdekaan Indonesia"
Posting Komentar
Berikan komentar dengan kata - kata yang baik. Terima kasih